Assalamualaikum..

Mencoba menyelaminya sekali lagi...
Hidup adalah memaknai apa yang kita dapat dan mensyukuri apa yang kita terima..

Rabu, 22 Juni 2011

Seperti Ayat2 Cinta


“ Tanpamu aku hampa. Kayak layangan gak ada benangnya, aku ngga punya pendamping lagi, aku sungguh nggak punya. Aku kembali sendiri. Sepi dan jalan sendirian seperti jalan dipematang sawah sendirian...” membaca message itu badanku langsung lemes, aku merinding. Apalagi ketika aku melihat nama si pengirimnya,hmmm....sempet2nya jam 00.39 WIB orang itu mengirim message itu. Sampai jam 03.30 aku masih belum bisa memejamkan mata, Allah aku bingung. Lagi2 air mataku menetes.
Tiba2 ingatanku melayang pristiwa 2 tahun yang lalu, ketika kali pertama aku bertemu dengannya saat mengantar les anaknya. “My sparing partner” begitu aku menyebutnya. Siapa sangka kini orang itu begitu dekat denganku, menjadi Mitarbeiterku dikantor. Tidak pernah terlintas dibenakku secuilpun bahwa dia akan mengirim message yang membuatku panas dingin hingga tak bisa tidur. Besoknya dia langsung menyatakan niat baiknya langsung ke aku, bergetar hatiku dan bergerak ruhku ketika aku menginat waktu itu. Ya Allah tunjukkanlah apa yang terjadi padaku
Robb, aku tahu jodoh itu sudah Engkau atur, Engkau tidak pernah salah menentukan jodoh hamba-Mu. Robb, seandainya aku boleh meminta aku tidak ingin jadi yang kedua dan ketiga...
aku ingin jadi wanita yang pertama dan terakhir untuk suamiku kelak. Kini, ketika aku dihadapkan pada kenyataan bahwa ada seseorang yang ingin mempersuntingku menjadi istrinya tapi bukan yang pertama aku jadi frustasi. Astaghfirullah...
Semua serasa menumpuk, ketika aku musyawarahkan dengan seluruh keluarga besarku ternyata hasilnya berupa penolakan. Ingin rasanya aku jelaskan panjang lebar kekeluargaku tentang sebuah niat yang begitu suci dari lubuk hatiku yang paling dalam kalau semuanya aku niatkan ibadah, karena aku ingin menjaga kehormatanku, dan menolongnya. Tapi melihat wajah orang tuaku, membuatku kehabisan stock kata2, mulutku terkunci. Sekali lagi aku jadi mengoreksi niatku kembali, bahwa ibadah tidak boleh menyakiti siapapun termasuk orang tuaku, hmm...dan sekali lagi aku tak berdaya. Kecintaanku pada orang tuaku tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh kecintaanku pada siapapun dan Insyaallah sepanjang aku hidup aku ingin membahagiakan mereka.
Sebenarnya sebagai seorang perempuan hati kecilku menolak untuk menerima poligami, bukan berarti aku mengampuntasi agamaku tapi ilmuku sendiri belum cukup untuk sampai kesana, yah kuncinya adalah ikhlas dan aku sepertinya harus belajar ikhlas. Apa iya aku sanggup berbagi hati dengan wanita lain? Membayangkan suamiku tidur dengan perempuan lainpun aku tidak sanggup. Tapi Robb, Engkau lebih tahu hatiku. Engkau tahu aku sayang dia, karena semua kebaikan2nya, bukan hanya padaku tapi pada seluruh Mitarbeiterku dikantor. Engkau tahu tanpanya aku bukanlah apa-apa. Dia kamus hidupku dan darinya aku belajar banyak hal. Allah, Engkau tahu juga tak pernah aku izinkan seekor semutpun menggigitnya, betapa aku berusaha menjadi srikandinya meskipun aku sendiri begitu lemah. Allah, haruskah aku katakan pada dunia bahwa aku senang ketika aku melihat dia tersenyum? Bukan karena hartanya, sungguh. Tapi, adakah yang percaya????
Terlalu banyak yang harus aku pertaruhkan ketika aku harus bersamanya, dan aku yakin didepanku masih ada banyak rintangan, kuatkan hatiku Robb.
Dalam tiap sujudku, aku selalu meminta yang terbaik untuk dunia akhiratku. Jika memang ini jawaban dari doa2ku robb, maka aku mohon mudahkanlah. Jika tidak, jauhkan. Aku serahkan semua urusan ini padamu robb, karena aku tahu Engkau yang lebih tahu aku. Pada satu titik aku harus katakan : “Cintai ia dalam DIAM, jika ia tak kau dapati,diamku itu menjada baik untukku juga kelak “.