Assalamualaikum..

Mencoba menyelaminya sekali lagi...
Hidup adalah memaknai apa yang kita dapat dan mensyukuri apa yang kita terima..

Selasa, 09 April 2013

Mencintai dengan lapang dada



“iya, aku salah ya de..?maafin mas ya de”

Aku masih save sms nya di handphonku, buatku itu adalah hal yang paling langka sekaligus obat yang ampuh ketika aku kesal dengannya. Aku lupa sudah berapa kali kita berbeda pendapat tentang sesuatu hal yang tak jarang melahirkan perselisihan kecil tapi yang selalu aku ingat adalah aku tidak pernah malu meminta maaf padamu jika aku salah. Aku yakin semua pasangan pernah melakukan kesalahan entah kesalahan besar, kecil, sengaja atau tidak barangkali pasangan kita memiliki sederet kesalahan. Saya dan calon suami pernah puasa komunikasi, marah-marahan tapi kami punya prinsip untuk tidak diam lebih dari 3 hari. Hampir setahun menjalin hubungan jarak jauh membuat kami sering miss komunikasi, tak jarang karena masing – masing dari kami tidak tahu kondisi mood satu sama lain kami sering salah paham. Saya yang serius sangat kontras denaan calon suami yang humoris, konyol, dan cuek bebek. Bahkan kami pernah perang dingin sampai nyaris memutuskan tali pertunangan kami. Astaghfirulloh..
Saya tidak mau menggurui karena diluar sana sangat banyak pasangan yang telah menikah bertahun-tahun tetap bertahan dan adem ayem meskipun banyak rintangan yang mereka hadapi.

Memaafkan

Hadiah terindah bagi orang yang bersalah adalah dimaafkan memaafkan selain melegakan orang yang bersalah juga melegakan hati yang memaafkan. Saya belajar dari calon suami saya yang selalu memaafkan kesalahan saya, dan tidak pernah membesar-besarkannya . satu pelajaran yang bisa saya petik adalah pasangan kita adalah orang yang paling berhak mendapat perlakuan terbaik termasuk maaf dari kita. Bagi saya pribadi awalnya sulit memaafkan kesalahan pasangan, tapi tidak setelah saya belajar darinya.
Ingatlah kebaikannya..
Satu minggu setelah kami bertunangan, saya jatuh sakit. Waktu itu saya merasakan nyeri yang begitu hebat didaerah perut. Karena rasa sakit yang luar biasa itu saya tidak beranjak dari tempat tidur selama 2 minggu, bahkan sholatpun terpaksa saya lakukan sambil berbaring. Satu minggu sakit, penyakit saya belum juga terdeteksi, walaupun saya sudah berobat kebeberapa dokter dan sempat dirujuk kesalah satu rumah sakit terbesar di daerah saya. Saat itu saya sempat down, merasa bersalah dengan keluarga juga calon suami yang direpotkan secara financial dan perhatiannya yang hanya dicurahkan untuk saya baik waktu, tenaga dan pikiran. Hikmah yang bisa saya petik adalah Alloh telah membuka mata saya bahwa disamping saya ada keluarga juga pasangan yang begitu mencintai saya. Saya tidak akan lupa masa-masa itu ketika pasangan saya memberikan motivasi untuk tetap survive sesulit apapun keadaan saya. Menyemangati saya untuk tidak menyerah pada keadaan dan ini adalah sedikit dari sekian banyak kebaikannya.
“sabar ya, insya alloh ngga apa-apa de..nanti pasti sembuh. Tetep aku mencintaimu apapun yang terjadi padamu de, jangan kuatir..”

Alhamdulillah semua cobaan itu sudah berlalu, kini saya sehat walafiat dan saya mengambil ibroh dari semua pristiwa itu.
Ketika pasangan saya sengaja atau tidak membuat kesalahan yang bisa melukai hati saya, saya selalu berusaha mengingat kebaikan-kebaikannya sekecil apapun.

Bersyukur…

Salah satu dari sekian banyak nikmat yang alloh beri adalah diperkenalkan dengan sosoknya. Meskipun kadang candaannya menyinggung hati* karena saya terlalu sensitive kali ya, tapi bagi saya dia adalah obat stress saya dari semua rutinitas yang menjenuhkan. Alhamdulillah, ketika diluar sana banyak sekali pasangan yang jutek, galak, pemarah saya dikarunia calon suami (mudah-mudahan bisa jadi suami,amin..) yang begitu sabar, humoris dan selalu positif thinking menyikapi semua keadaan. Bukaankah itu patut saya syukuri?tentu, saya masih bisa menambah deretan kebaikan yang dimilikinya, yang selalu saya tanamkan dihati adalah pasangan saya juga manusia biasa yang punya kekurangan dan bisa melakukan kesalahan seperti saya, kalau dia bisa menerima semua kekurangan dan keterbatasan saya, kenapa saya tidak bisa sebaliknya? Saya selalu ingat kata-katanya.

“Tetep merasa puas atas pasangan yang sudah alloh sudah sediakan buatmu, jangan terus mencari yang terbaik tapi jadikanlah yang baik yang ada dari yang sudah disediakan alloh padamu, begitu juga aku padamu aku merasa puas sudah bisa memilikimu”
Saya yakin pada saat seseorang membuat kita marah biasanya yang tampak di mata kita hanya kesalahan yang diperbuatnya, dengan cara bersyukur dan mengingat kebaikannya insyaalloh akan mengurangi rasa marah kita atau bahkan menghilangkannya sama sekali. Mau bukti? Selamat mencoba


Tidak ada komentar:

Posting Komentar