Assalamualaikum..

Mencoba menyelaminya sekali lagi...
Hidup adalah memaknai apa yang kita dapat dan mensyukuri apa yang kita terima..

Kamis, 29 Oktober 2009

Jodoh 2


Beberapa hari yang lalu, saat sedang menunaikan sholat subuh, aku dikejutkan dengan kedatangan seseorang, betapa tidak?? Ternyata orang itu adalah mantan calon suamiku dulu. Selain Kedatangannya yang membuat aku shock, juga karena pengakuannya yang sempat membuatku hampir pingsan, ternyata salah satu alasan yang membuat mantan calon suamiku dulu membatalkan rencana pernikahan kami bukan karena keluarganya tapi karena dia menduakanku dengan wanita lain, Astaghfirullah. Sejujurnya saat itu air mataku tak dapat dibendung lagi, aku hampir tidak percaya orang yang begitu aku percayai tega menghianati kepercayaanku. Aku juga tidak percaya seorang laki – laki yang begitu aku hormati dan aku banggakan didepan teman – temanku ternyata tidak separti harapanku.

Saat itu dia menunduk malu meminta maaf kepadaku, menyesali semua perbuatannya kepadaku, karena ternyata menurutnya wanita itu tidak sebaik aku. Ya Robby...entah kenapa hati ini yang sebelumnya sudah belajar mengikhlaskan dia,tiba – tiba diselimuti rasa benci, marah, kesal, dan kecewa yang luar biasa. Terlintas diotakku semua janji- janji yang dulu dia pernah katakan kepadaku, juga rasa sesak dihatiku, kalau mengingat-ingat dulu kami berencana ingin menikah bulan syawal ini, dan seharusnya kurang sebulan lagi...

Kini semua rencana itu tinggalah rencana. Semuanya menguap seperti air yang terkena panas. Aku hanya bisa menerima semua itu, tak ada alasan untuk menghindar karena semuanya sudah terjadi. Satu hal yang aku terapkan untuk diriku sendiri adalah aku tidak perlu menangisi sesuatu yang bukan milikku. Tentu akan lain ceritanya kalau dia suamiku, nyatanya dia belum jadi apa – apa dalam hidupku. Jadi kenapa aku harus bersedih ?? buat aku hidup ini sudah terlalu indahnya sehingga tidak ada alasan untuk aku untuk tidak menikmati hidup, hanya karena dia.

Hal lainnya ?? aku tidak ingin rugi untuk kedua kalinya, rugi karena aku sudah ditinggalkan dia ( tapi setelah aku fikir- fikir kayanya dia yang rugi sudah meninggalkan aku ) dan rugi masa depan aku hancur karena terus menerus memikirkannya. Justru sekarang aku merasa lebih dekat dengan Robbku, merasakan manisnya iman dan merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya. Tak ada yang aku sesali untuk semua yang sudah terjadi, semua sudah menjadi ketentuan – Nya. Tak ada selembar daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan Dia. Meski susah, aku akan mengikhlaskannya, aku selalu khusnudzon sama Alloh SWT, bahwa ada rencana lain yang lebih indah dari rencana yang aku buat.

Aku semakin menyadari betapa Allah sangat menyayangi diriku. Akhirya mataku terbuka, bahwa kaulitas sesorang itu tidak bisa dilihat dari tampilan luarnya, tapi dari imannya yang kemudian diaktualisasikan dalam akhlaknya. Aku bersyukur karena aku mengetahuinya sekarang, coba kalau kami sudah menikah dan dia menghianati aku?? aku tidak dapat membayangkan seperti apa jadinya.
.
Selanjutnya aku memperoleh pelajaran yang sangat berharga, Allah mengingatkan aku untuk lebih berhati – hati dalam memilih suami, jangan hanya silau karena ketampanannya, dan hartanya, dan yang lebih penting lagi aku tidak akan menjalani sebuah komitmen kecuali untuk menikah, tanpa pacaran dan tanpa mengulur – ulur waktu. Prinsipnya ta’aruf, khitbah, menikah baru kemudian pacaran setelah halal. Insya Allah...

Untuknya?? aku akan belajar untuk memaafkannya semampuku. Ada doa yang selalu aku panjatkan diakhir sujud sholatku: “ Ya, Alloh netralkan hati ini, buanglah semua perasaan kesal, benci, marahku kepadanya, dan lapangkanlah hati ini agar dapat memaafkannya...amin..”











Jakarta.
Sabtu, 15 Agustus 2009
13.30 WIB
*special moment in Thursday’

2 komentar:

  1. Jadi pengen nangis membaca cerita km ... tp yang sudah berlalu biarlah berlalu ambil hikmah dibalik itu semua dan yakinlah bahwa Allah sudah memberikan sesuatunya kpd kita jauh2 sebelumnya itu semua sudah ada di LAUH MAHFUDZNYA .. Tetap semangat ya .. ALLAHU AKBAR

    BalasHapus