Assalamualaikum..

Mencoba menyelaminya sekali lagi...
Hidup adalah memaknai apa yang kita dapat dan mensyukuri apa yang kita terima..

Jumat, 13 November 2009

Cita - citaku Berubah ??


Dulu ketika aku kecil, aku punya cita-cita menjadi dokter. Ketika SMP cita – citaku menjadi penyiar radio karena kebutulan saat itu aku punya hobi mendengarkan radio. Ketika SMA cita – citaku berubah lagi menjadi journalist ( wartawan ) karena hobiku membaca dan menulis, dan terinspirasi dari salah satu reporter telivisi. Saat itu tentu saja aku tidak berfikir apakah dengan kondisi kehidupan keluargaku yang sederhana mampu mengantarkan aku meraih cita – citaku, pokoknya yang penting aku punya cita – cita, titik. sebuah titik acuan kemana aku akan melangkah dikemudian hari.

Bagiku cita – cita bukan suatu hal yang mustahil tapi juga bukan sebuah obsesi. Setiap orang bagaimanapun terbatasnya keadaannya berhak memiliki cita – cita dan keinginan yang kuat untuk mencapai cita – cita itu mampu menimbulkan prestasi – prestasi lain sebelum cita – cita sesungguhnya tercapai. Karena keinginan kuat itu juga memunculkan kemampuan – kemampuan besar yang tersembunyi dan keajaiban- keajaiban diluar dugaan. Mungkin aku tidak akan bisa menulis seperti ini kalau aku dulu tidak punya cita – cita menjadi journalist, dan seorang journalist harus tau semuanya, imbasnya tulisan ini ada karena isi otakku penuh akibat terlalu banyak membaca.

Aku sadar, tak semua ekspektasi kita terwujud. Pun aku sadar betul ternyata apa yang aku cita – citakan dulu sewaktu aku kecil sepertinya jauh dari kenyataan. Tapi begitulah hidup, penuh kejutan. Life is not predictable. Atau hidup tak ubahnya sekotak cokelat kata forest gump jika kita membuka kotak cokelat kita tak aka dapat menduga rasa apa yang akan kita dapatkan dari bungkus – bungkus plastik lucu di dalamnya. Kenyataannya kehidupanku sekarang tak sama dengan cita – citaku. Tapi aku menerima semua yang digariskan-Nya. Karena Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun yang terjadi karena kebetulan. Dan sebuah ketidak beraturan buka berarti tanpa arti, Bukankah hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius dan fantastis ?

Aku sendiri tak menyangka kalau jalan hidupku akan seperti ini, sekarang sebagian waktuku aku habiskan dikantor, menjadi wanita karir. Meski latar belakang pendidikan menjadi seorang guru. Tapi bagiku itu hanya Contingency plan, rencana alternatif. Aku sadar semua itu hanya batu loncatan karena kedepan aku pun ingin menghabiskan sisa waktuku untuk mengajar, mentransfer ilmu yang aku miliki ke orang lain. Dan itu semua tinggal menunggu waktu.

Kini setidaknya aku sudah punya bayangan, jalan mana yang akan aku tempuh, analoginya ketika kita hendak kejakarta tentu kita harus naik bus jurusan jakarta, meski harus muter – muter terlabih dahulu tapi pasti suatu saat akan sampai juga. Menjadi guru itu pilihan hidup yang akan aku tempuh, meski dulu tak pernah terlintas secuilpun diotakku.

Tapi mungkin benar kata andrea hirata dalam bukunya laskar pelangi bahwa suatu kejadian kecil yang tak penting atau suatu kejadian yang sederhana dalam masa lampau dapat saja menjadi sesuatu yang kemudian mempengaruhi kehidupan kita. Pun aku akui kalau aku terinspirasi dari guru – guruku di SMA, orang – orang Istimewa yang aku jadikan spiring partnerku. Ingin seperti mereka yang selalu memotifasi orang lain menjadi lebih baik lagi. Menjadi teladan karena budi pekerti mereka. Meski aku tahu semua itu pun bisa dilakukan tanpa harus menjadi seorang guru. Aku Cuma ingin hidupku bermanfaat untuk orang lain, investasi ilmu yang kelak bisa menjadi bekal diakhirat. Aku fikir menjadi seorang guru seru, bertemu dengan berbagai macam karakter manusia yang berbeda dan unik.

Yah, begitulah. Allah SWT menjawab doa – doaku dulu persis sama seperti yang tak kuminta. Mengutip kata Andrea hirata “ Mungkin begitulah cara Tuhan bekerja, jika kita menganggap doa dan pengabulan merupakan variabel –variabel dalam sebuah fungsi linear maka Tuhan tak lain adalah musim hujan. Sedikit – banyak kita dapat membuat prediksi. Tapi cara bertindak Tuhan aneh. Tuhan tidak tunduk pada postulat dan teorema manapun. Oleh karena itu Tuhan sama sekali tidak dapat di ramalkan. “ It’s for real my life different.























Jakarta,
13 November 2009
17.05 WIB.
Makasih Rabb...
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar